Padamakalah ini penulis akan membahas materi mengenai pentingnya sosialisasi politik dalam pengembangan budaya politik yang terbagi beberapa bahasan yaitu pengertian sosialisasi politik, metode sosialisasi politik, proses sosialisasi politik dan pentingnya sosialisasi politik dalam pengembangan budaya politik.
Berikut ini akan dibahas tentang sosialisasi politik, pengertian sosialisasi politik, sosialisasi budaya politik, pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik, sosialisasi pengembangan budaya politik, tipe tipe sosialisasi, pengertian sosialisasi politik menurut para ahli, proses sosialisasi politik, pengertian sosialisasi budaya politik, pengertian sosialisasi politik secara umum, sarana atau agen sosialisasi politik, mekanisme sosialisasi budaya politik. 1. Pengertian Sosialisasi Politik Sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat dalam menjalani kehidupan politik. Proses sosialisasi berlangsung seumur hidup yang diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal maupun secara tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga dan tetangga maupun dalam kehidupan masyarakat. Berbagai pengertian dan batasan mengenai sosialisasi politik telah dikemukakan oleh para sarjana terkemuka, di antaranya adalah sebagai berikut. a. Gabriel Almond 2000 Sosialisasi politik menunjuk pada proses tempat sikap-sikap dan pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk. Sosialisasi politik juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik pada generasi berikutnya. b. Ramlan Surbakti 1992 Sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat. c. Kenneth P. Langton 1969 Sosialisasi politik adalah cara masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya. d. Richard E. Dawson 1992 Sosialisasi politik dapat dipandang sebagai pewarisan pengetahuan, nilai-nilai, dan pandangan-pandangan politik dari orang tua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi lainnya kepada warga negara baru dan mereka yang menginjak dewasa. Pada hakikatnya, sosialisasi politik adalah suatu proses untuk memasyarakatkan nilai-nilai atau budaya politik ke dalam suatu masyarakat. Beberapa aspek penting dari sosialisasi politik adalah sebagai berikut. Sosialisasi politik merupakan proses belajar dari pengalaman. Sosialisasi politik merupakan prakondisi bagi aktivitas sosial politik. Sosialisasi politik berlangsung tidak hanya pada usia dini dan remaja, tetapi tetap berlanjut sepanjang kehidupan. Sosialisasi politik memberikan hasil belajar yang berupa informasi, pengetahuan, sikap, motif, nilai-nilai yang tidak hanya berkaitan dengan individu tetapi juga dengan kelompok. Menurut Ramlan Surbakti, sosialisasi politik dibagi dua, yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan politik merupakan proses dialogis di antara pemberi dan penerima pesan. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan kursus, latihan kepemimpinan, diskusi, atau keikutsertaan dalam berbagai pretemuan. Indoktrinasi politik merupakan proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai, norma, dan simbol yang dianggap oleh pihak yang berkuasa sebagai ideal dan baik. 2. Tipe-Tipe Sosialisasi Politik Tipe sosialisasi yang dimaksud adalah bagaimana cara atau mekanisme sosialisasi politik berlangsung. Ada dua tipe sosialisasi politik, yakni sebagai berikut. a. Sosialisasi Politik Tidak Langsung Sosialisasi politik tidak langsung pada mulanya berorientasi pada hal-hal yang bukan politik, kemudian warga dipengaruhi untuk memiliki orientasi politik. Sosialisasi politik tidak langsung dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut. 1 Magang Magang merupakan bentuk aktivitas sebagai sarana belajar. Magang di tempat-tempat tertentu atau organisasi nonpolitik dapat memengaruhi orang ketika berhubungan dengan politik. 2 Pengalihan hubungan antarindividu Hubungan antarindividu yang pada mulanya tidak berkaitan dengan politik, akhirnya individu akan terpengaruh ketika berhubungan atau berorientasi dengan kehidupan politik. Contohnya, hubungan anak dengan orang tua nantinya akan membentuk orientasi anak ketika ia bertemu atau berhubungan dengan pihak luar. 3 Generalisasi Menurut tipe generalisasi, kepercayaan dan nilai-nilai yang diyakini yang sebenarnya tidak berkaitan dengan politik dapat memengaruhi orang untuk berorientasi pada objek politik tertentu. b. Sosialisasi Politik Langsung Pada tipe ini, sosialisasi politik berlangsung dalam satu tahap saja, yaitu bahwa hal-hal yang diorientasikan dan ditransmisikan adalah hal-hal yang bersifat politik. Sosialisasi politik langsung dapat dilakukan melalui beberapa cara, yakni sebagai berikut. 1 Pengalaman politik Pengalaman politik adalah belajar langsung dalam kegiatan-kegiatan politik atau kegiatan yang sifatnya publik. Contohnya, adalah keterlibatan langsung seseorang dalam kegiatan partai politik. 2 Pendidikan politik Sosialisasi politik melalui pendidikan politik adalah upaya yang secara sadar dan sengaja serta direncanakan untuk menyampaikan, menanamkan, dan membelajarkan anak untuk memiliki orientasi-orientasi politik tertentu. Pendidikan politik dapat dilakukan melalui diskusi politik, kegiatan partai politik, dan pendidikan di sekolah. 3 Peniruan perilaku Proses menyerap atau mendapatkan orientasi politik dengan cara meniru orang lain. Contohnya, seorang siswa akan mendukung calon presiden tertentu karena kakaknya juga mendukung calon presiden tersebut. 4 Sosialisasi antisipatori Sosialisasi politik dengan cara belajar bersikap dan berperilaku seperti tokoh politik yang diidealkan. Misalnya, seorang anak belajar bersikap dan cara berbicara seperti presiden karena ia memang mengidealkan peran itu. 3. Agen atau Sarana Sosialisasi Politik Menurut Gabriel A. Almond 2000, sosialisasi politik dapat membentuk dan mentransmisikan kebudayaan politik suatu bangsa. Sosialisasi politik juga dapat memelihara kebudayaan politik suatu bangsa dalam bentuk penyampaian kebudayaan itu dari generasi tua kepada generasi muda, serta dapat pula mengubah kebudayaan politik. Untuk dapat menyampaikan atau mentransmisikan pandangan, nilai, sikap, dan keyakinan-keyakinan politik diperlukan sarana atau agen-agen sosialisasi politik. Terdapat enam macam sarana atau agen sosialisasi, yaitu keluarga, kelompok bergaul atau bermain, sekolah, tempat kerja, media massa, dan kontak politik langsung. a. Keluarga Keluarga merupakan lembaga pertama yang dijumpai oleh individu. Keluarga juga merupakan sarana bagi sosialisasi politik yang sangat strategis terutama untuk pembentukan kepribadian dasar serta sikap-sikap sosial anak yang nanti berpengaruh untuk orientasi politik. Pengalaman berpartisipasi dalam pembuatan keputusan keluarga dapat meningkatkan kompetensi anak. Pengalaman itu dapat juga memberi kecakapan-kecakapan untuk melakukan interaksi politik. Keluarga memiliki peran penting dalam sosialisasi politik karena ada dua alasan, yakni sebagai berikut. Hubungan yang terjadi di keluarga merupakan hubungan antar individu yang paling dekat dan memiliki ikatan yang erat sehingga efektif untuk menanamkan sikap dan nilai-nilai. Keluarga merupakan lembaga yang pertama dan utama untuk menanamkan kepribadian anak sejak awal. b. Kelompok Pergaulan Kelompok pergaulan mampu menjadi sarana sosialisasi politik yang efektif setelah anak keluar dari lingkungan keluarga. Dalam kelompok pergaulan, seseorang akan melakukan tindakan tertentu karena teman-temannya di dalam kelompoknya melakukan tindakan tersebut. Kelompok pergaulan menyosialisasikan anggota-anggotanya dengan cara mendorong atau mendesak mereka untuk menyesuaikan diri terhadap sikap-sikap atau tingkah laku yang dianut oleh kelompok itu. Seseorang mungkin menjadi tertarik pada politik atau mulai mengikuti peristiwa-peristiwa politik karena teman-temannya berbuat demikian. Lingkungan kelompok pergaulan lebih luas dan menjadikan mereka memiliki pengalaman bersama karena kegiatan yang mereka lakukan. Pengalaman yang dimiliki oleh seorang anak seringkali tidak diperoleh dari keluarga. c. Sekolah Proses pendidikan politik sejak dari bangku sekolah merupakan usaha pemerintah memperkenalkan politik kepada masyarakat sejak dini. Sekolah berperan penting dalam sosialisasi politik. Sekolah memberi pengetahuan kepada para siswa tentang dunia politik dan peranan mereka di dalamnya. Sekolah juga memberikan pandangan yang lebih konkrit tentang lembaga-lembaga politik dan hubungan-hubungan politik. Anak belajar mengenal nilai, norma, dan atribut politik negaranya. Kegiatan sosialisasi politik melalui sekolah dapat berupa kegiatan intrakurikuler, upacara bendera, kegiatan ekstra, dan baris-berbaris. d. Tempat Kerja Organisasi-organisasi formal atau informal yang dibentuk atas dasar pekerjaan juga dapat memainkan peran sebagai agen sosialisasi politik. Organisasi-organisasi tersebut dapat berbentuk serikat kerja atau serikat buruh. Dengan menjadi anggota dan aktif dalam organisasi tersebut mereka mendapat sosialisasi politik yang efektif. Bagi para anggotanya, organisasi-organisasi tersebut dapat berfungsi sebagai penyuluh di bidang politik. Secara tidak langsung, para anggota akan belajar tentang berorganisasi. Pengetahuan tersebut akan bermanfaat dan berpengaruh ketika mereka terjun ke dunia politik. Individu-individu yang mempunyai pengalaman berorganisasi umumnya tidak akan canggung apabila suatu ketika terjun ke dunia politik. Misalnya, melakukan pertemuan dengan pejabat soal UMR, bermusyawarah dengan pimpinan perusahaan soal kesejahteraan, bahkan kegiatan demonstrasi yang sesuai dengan aturan yang berlaku. e. Media Massa Media massa bagi masyarakat modern memberikan informasi-informasi politik yang cepat dan dalam jangkauan yang luas. Dalam hal itulah, media mssa baik surat kabar, majalah, radio, televisi, maupun internet memegang peranan penting. Media massa juga merupakan sarana ampuh untuk membentuk sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan politik. Melalui media massa, ideologi negara dapat ditanamkan kepada masyarakat, dan melalui media massa pula politik negara dapat diketahui oleh masyarakat luas. f. Kontak Politik Langsung Kontak politik langsung dapat berupa pengalaman nyata yang dirasakan oleh seseorang dalam kehidupan politik. Betapa pun positifnya pandangan terhadap sistem politik yang telah ditanamkan oleh keluarga atau sekolah, apabila pengalaman nyata seseorang bersifat negatif, maka hal itu dapat mengubah pandangan politiknya. Sosialisasipolitik dapat berfungsi untuk memelihara agar suatu sistem berjalan dengan baik dan positif 2. sosialisasi politik ingin menunjukkan relevansinnya dengan sistem politik dan data mengenai orientasi anak-anak terhadap budaya politik orang dewasa, dan pelaksanaannya di masa mendatang mengenai sistem politik. 2. Pada hakikatnya sosialisasi politik menunjukkan pada proses ketika sikap dan pola tingkah laku politik warga negara dibentuk dan difungsikan sebagai sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan politik dan keyakinan politik kepada generasi berikutnya. Dengan demikian pentingnya sosialisasi politik bagi pengembangan budaya politik nasional karena ... A. merupakan proses politik sejak remaja, dan berlanjut sepanjang kehidupan manusia B. berkaitan dengan proses pengalaman politik kader partai politik dan tokoh politik tertentu C. individu menjadi tidak tahu terhadap kehidupan politik baik bersifat material maupun immaterial D. individu menjadi paham bentuk perilaku yang harus dilakukan di masyarakat dan lingkungan budayanya E. memberikan hasil belajar tentang aspek pengetahuan sistem politik nasional terkait perebutan kekuasaan Pembahasan Pentingnya sosialisasi politik bagi pengembangan budaya politik nasional karena individu menjadi paham bentuk perilaku yang harus dilakukan di masyarakat dan lingkungan budayanya Jawaban D - Jangan lupa komentar & sarannya Email nanangnurulhidayat Sosialisasipolitik bisa juga berfungsi untuk memelihara agar suatu sistem dapat berjalan dengan positif dan baik. Sosialisasi politik ingin menunjukkan relevansinya dengan sistem politik dan data mengenai orientasi anak-anak terhadap budaya politik orang dewasa, dan pelaksanaannya di masa mendatang mengenai sistem politik. Pentingnya Sosialisasi Politik Dalam Pengembangan Budaya Politik Sosialisasi politik merupakan dimana seseorang dapat mengetahui berbagai macam pengetahuan dari interaksi dengan lingkungan masyarakatnya, baik pengetahuan moral, nilai-nilai dan pola sikap perilaku politiknya. Sosialisasi politik juga dapat diartikan sebagai suatu proses internalisasi nilai pengenalan dan juga pemeliharaan, pencitraan, dan pemahaman serta juga sebuah proses eksternalisasi nilai- nilai dan pedoman politik dari suatu individu atau kelompok ke individu atau kelompok yang lain. Proses sosialisasi politik juga dapat terjadi melalui kelompok-kelompok senggang dan media massa. Proses yang terjadi melalui media masa dapat sangat mempengaruhi individu-individu dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan, media massa banyak memberitakan situasi politik suatu negara secara berkesinambungan, sehingga dapat berpengaruh secara luas. Agen-agen sosialisasi tersebut menghasilkan atau membentuk suatu pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap politik suatu individu dan kelompok dalam suatu masyarakat. Pengetahuan, nilai dan sikap tersebut dapat membentuk kepribadian seseorang dan memengaruhi daya pikir politiknya. Pengalaman-pengalaman individu tersebut juga dapat mempengaruhi kepribadian pada diri seseorang. Pengetahuan, nilai-nilai, sikap-sikap, kepribadian dan pengalaman bersifat timbal balik dan saling berhubungan secara terus-menerus. Jadi dapat disimpulkan bahwa, sosialisasi politik adalah sebuah proses dengan mana individu-individu bisa memperoleh sebuah pengetahuan, nilai-nilai, dan juga sikap-sikap terhadap sistem politik masyarakatnya. Peristiwa tersebut tidak akan bisa menjamin bahwa masyarakat akan setuju untuk mengesahkan sistem politiknya, sekalipun hal tersebut mungkin bisa saja terjadi. Dikarenakan hal tersebut bisa saja membuat pengingkaran terhadap legitimasi. Apabila legitimasi itu disertai dengan sikap saling bermusuhan yang aktif terhadap sistem politiknya, maka perubahan mungkin terjadi. Akan tetapi, apabila legitimasi tersebut disamakan dengan sikap apatis terhadap sistem politiknya, bukan tak mungkin yang akan dihasilkan stagnasi. Makna Sosialisasi Kesadaran Politik Banyak ilmuwan politik menemukan hakikat pengertian dan batasan sosialisasi politik yang satu dengan lainnya tak jauh berbeda. Menurut pandangan Alfian, ada dua hal yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut Sosialisasi politik hendaknya dilihat sebagai suatu proses yang berjalan terus-menerus selama peserta itu hidup. Sosialisasi politik dapat berwujud transmisi yang dimana berupa pengajaran secara langsung dengan cara melibatkan komunikasi, nilai-nilai, informasi, ataupun juga berbagai perasaan mengenai politik dengan cara yang tegas. Proses itu berlangsung dalam keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, kelompok kerja, dan media massa atau kontak politik langsung. Ada dua alasan yang melatarbelakangi, sehingga sosialisasi politik menjadi kajian dalam politik kenegaraan Sosialisasi politik bisa juga berfungsi untuk memelihara agar suatu sistem dapat berjalan dengan positif dan baik. Sosialisasi politik ingin menunjukkan relevansinya dengan sistem politik dan data mengenai orientasi anak-anak terhadap budaya politik orang dewasa, dan pelaksanaannya di masa mendatang mengenai sistem politik. Mekanisme Sosialisasi Budaya Politik Perkembangan sosiologi politik diawali pada masa kanak-kanak atau remaja. Hasil riset David Easton dan Robert Hess mengemukakan bahwa di Amerika Serikat, belajar politik dimulai pada usia tiga tahun dan menjadi mantap pada usia tujuh tahun. Tahap lebih awal dari belajar politik mencakup perkembangan dari ikatan-ikatan lingkungan, seperti "keterikatan kepada sekolah-sekolah mereka", bahwa mereka berdiam di suatu daerah tertentu. Anak muda itu mempunyai kepercayaan pada keindahan negerinya, kebaikan serta kebersihan rakyatnya. Manifestasi ini diikuti oleh simbol-simbol otoritas umum, seperti agen polisi, presiden, dan bendera nasional. Pada usia setidaknya sekitar sembilan dan juga sepuluh tahun timbul kesadaran akan konsep yang bersifat lebih abstrak, seperti demokrasi, pemberian suara, kebebasan sipil, serta juga peranan warga negara dalam sistem politik. Perlu untuk diketahui bahwa Peranan keluarga dalam sosialisasi politik sangatlah penting. Menurut Easton dan Hess, anak-anak mempunyai gambaran yang sama mengenai ayahnya dan presiden selama bertahun-tahun di sekolah awal. Keduanya dianggap sebagai tokoh kekuasaan. Easton dan Dennis juga mengatakan bahwa setidaknya ada 4 empat tahap dalam proses sosialisasi politik dari anak, diantaranya adalah sebagai berikut Pengenalan otoritas melalui individu tertentu, seperti orang tua anak, presiden, dan polisi. Perkembangan pembedaan antara otoritas internal dan yang eksternal, yaitu pejabat pemerintah dan juga pejabat swasta. Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti kongres parlemen, Mahkamah Agung, dan pemungutan suara pemilu Perkembangan pembedaan antara institusi- institusi politik dan mereka yang terlibat dalam aktivitas yang diasosiasikan dengan institusi- institusi ini. Salah satu penelitian secara khusus telah dilakukan dengan tujuan untuk menyelidiki nilai-nilai pengasuhan anak yang dilakukan oleh berbagai generasi untuk orang tua di Rusia. Nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut Tradisi; terutama agama, tetapi juga termasuk ikatan-ikatan kekeluargaan dan tradisi pada umumnya Prestasi; ketekunan, pencapaian/perolehan, ganjaran-ganjaran material mobilitas sosial. Pribadi; kejujuran, ketulusan, keadilan, dan kemurahan hati. Penyesuaian diri; bergaul dengan baik, menjauhkan diri dari kericuhan, menjaga keamanan dan ketentraman. Intelektual; belajar dan pengetahuan sebagai tujuan. Politik; sikap-sikap, nilai-nilai, dan kepercayaan berkaitan dengan pemerintahan. Adapun dari berbagai cara perantara dalam sosialisasi politik di atas, disini akan dibahas tiga contoh A. Keluarga Keluarga adalah wadah sosialisasi nilai-nilai politik yang paling efisien dan efektif. Dalam keluarga orang tua dan anak sering melakukan percakapan ringan tentang segala hal yang menyangkut politik. Secara tidak langsung sudah terjadi transfer pengetahuan politik kepada anak. B. Sekolah Disekolah melalui pelajaran Civies Education pendidikan kewarganegaraan siswa dan guru bertukar informasi dan berinteraksi membahas topik-topik yang mengandung nilai-nilai politik tertulis dan praktis. Maka siswa mudah menerima pengetahuan berpolitik sejak dini dan nilai-nilai politik yang benar. C. Partai Politik Salah satu fungsi partai adalah memainkan peran agen sosialisasi politik. Dengan artian, partai politik telah merekrut para anggota kader dan juga simpatisannya untuk mampu menanamkan nilai-nilai serta juga norma-norma dari satu generasi sampai ke generasi berikutnya saat kampanye maupun secara periodik. Fungsi dan Peranan Partai Politik Partai Politik merupakan unsur utama dalam budaya politik di suatu negara. Kehidupan politik ditentukan dengan dalam suatu negara kepentingan partai politik yang berdiri. Semakin banyak partai yang ada maka semakin banyak pula kepentingan politik yang mempengaruhi budaya politik. Sistem politik dalam suatu negara juga ditentukan dengan jumlah partai yang berdiri. Misalnya, pada sistem politik demokrasi maka dibutuhkan minimal dua partai yang bertarung dalam politik. Keadaan demikian sudah menjadi tatanan budaya politik yang ideal dimana ada partai pemerintah dan adapula yang disebut sebagai partai oposisi. Untuk membahas lebih mendalam tentang Partai Politik maka dapat dipahami pada pembahasan dibawah ini A. Pengertian Partai Politik Secara umum pengertian partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota- anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan dari dibentuknya kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan juga untuk merebut kedudukan politik secara konstitusional untuk melaksanakan kebljaksanaan-kebijaksanaan yang mereka miliki. Berikut ini beberapa definisi mengenai partai politik UU No. 31 tahun 2002 yang menuliskan tentang partai politik mengungkapkan bahwa partai politik merupakan sebuah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak serta juga cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan seluruh masyarakat, bangsa, anggota, dan negara melalui pemilihan umum. Soltan juga mengungkapkan bahwa, partai politik merupakan kumpulan dari sekelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisir, yang dimana mereka bertindak sebagai suatu kesatuan politik dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih dengan maksud menguasai pemerintah serta juga melaksanakan kebijaksanaan umum yang mereka miliki. B. Fungsi Partai politik Partai politik menyelenggarakan beberapa fungsi, antara lain Sebagai sarana komunikasi politik ialah menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat serta mengatur agar perbedaan pendapat itu berkurang. Sebagai sarana sosialisasi politik, ialah proses melalui cara-cara tertentu sehingga seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik yang ada dan berlaku dalam masyarakat. Sebagai sarana perekrutan politik, ialah mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk aktif dalam kegiatan partai sebagai anggota atau kader partai politik. Sebagai sarana pengatur konflik, ialah usaha partai politik untuk mengatasi dan mengelola konflik dalam masyarakat, sehingga konflik tidak merusak persatuan dan kesatuan. C. Peranan partai politik Partai politik merupakan saluran utama untuk memperjuangkan kehendak rakyat, bangsa, dan negara sekaligus kondensasi sebagai sarana kepemimpinan rekrutmen nasional. Oleh karena itu, peserta pemilu presiden dan wakil presiden adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pemutusanya dilaksanakan secara demokratis dan terbuka sesuai dengan mekanisme internal partai politik atau kesepakatan antarpartai yang bergabung. Landasan Partisipasi Politik Landasan partisipasi politik adalah asal-usul individu ataupun juga kelompok yang melaksanakan kegiatan partisipasi politik. Hunington dan Nelson membagi landasan partisipasi politik ini menjadi Kelas, yaitu individu-individu dengan status sosial, pendapatan, dan pekerjaan yang serupa. Kelompok atau komunal, yaitu individu-individu dengan asal-usul ras, agama, bahasa, atau etnis yang serupa. Lingkungan, yaitu individu-individu yang jarak tempat tinggal domisilinya berdekatan. Partai, yaitu seluruh individu yang mengidentifikasi diri dengan organisasi formal yang sama dimana mereka berusaha untuk bisa meraih ataupun juga mempertahankan kontrol atas bidang-bidang eksekutif dan juga legislatif pemerintahan. Golongan atau faksi, yaitu individu-individu yang dipersatukan oleh interaksi yang terus menerus antara satu sama lain, yang akhirnya membentuk hubungan patronclient, yang berlaku atas orang-orang dengan tingkat status sosial, pendidikan, dan ekonomi yang tidak sederajat. Komunikasi Politik Pada Umumnya Dalam sistem politik, adanya komunikasi politik dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses politik lain biasanya memilih tindakan-tindakan tertentu yang berbeda satu sama lain. Tindakan tersebut biasanya sangat khas dan dimaksudkan untuk memperjuangkan kepentingan masing-masing. Secara umum pula, tindakan tersebut tercermin melalui perilaku politik, yaitu tingkah laku para aktor politik dan warga negara yang berperan sebagai kader maupun insan partai bersangkutan dalam rangka proses pembuatan, pelaksanaan, dan penegakan keputusan politik secara kolektif. Sementara itu, kepentingan seseorang atau suatu kelompok dapat diketahui oleh pihak lain dan dijadikan sebagai pokok bahasan maka diperjuangkan adanya komunikasi dalam sistem politik. Komunikasi politik adalah semua kegiatan dalam sistem politik, memiliki maksud dan tujuan agar aspirasi dan kepentingan politik warga negara diakomodasikan menjadi berbagai kebijakan politik. Dengan demikian, akan terlihat bahwa masyarakat politik bukanlah sebuah masyarakat yang statis tetapi justru masyarakat yang dinamis. Pada perkembangan selanjutnya, jika kehidupan masyarakat politik secara berkesinambungan berkembang semakin demokratis dengan memperhatikan aspirasi dan keinginan masyarakat secara keseluruhan, maka kerangka demokrasi secara damai dan berdasarkan hukum yang adil dan berpihak kepada kebenaran akan tercapai secara optimal. Pada lingkungan politik praktis, setiap kelompok yang berkepentingan bisa dibedakan berdasarkan struktur dan sistem organisasi, gaya politik, sumber pembiayaan, dan basis dukungan serta dapat pula diorganisasikan berdasarkan keanggotaan kesukuan, ras, etnis, agama, maupun isu-isu kebijakan pemerintah yang sudah dan sedang berkuasa. Adapun jenis-jenis kelompok kepenyimpangan yang terjadi dalam komunikasi politik, antara lain sebagai berikut A. Kelompok Anomik Kelompok anomik adalah kelompok yang terbentuk dari unsur-unsur masyarakat secara spontan tanpa terencana, sebagai akibat dari adanya isu kebijakan pemerintah, agama, politik dan sebagainya. Karena tidak mempunyai nilai-nilai dan juga norma yang mengatur, maka dari itu kelompok ini sering mengalami tumpang tindih overlaying dengan berbagai bentuk partisipasi politik nonkonvensional, seperti adanya peristiwa demokrasi massa, kerusuhan massal serta tindakan kekerasan dan intervensi. B. Kelompok Non-asosiasional Kelompok non-asosiasional adalah kelompok yang berasal dari unsur keluarga dan keturunan atau etnik, regional, status dan kelas yang menyatakan kepentingannya berdasarkan situasi. Kelompok ini kurang terorganisasi dengan baik dan mempunyai kecenderungan muncul dari masyarakat yang belum maju. Misalnya, adanya kericuhan masyarakat, pemakaian bahasa pengantar dalam lembaga pendidikan, lingkungan hidup yang tercemar. C. Kelompok Institusional Kelompok institusional adalah kelompok yang bersifat formal dan memiliki fungsi-fungsi politik atau sosial. Mereka dapat menyatakan kepentingan sendiri ataupun mewakili kelompok lain dalam masyarakat. Kelompok institusional banyak didukung bahkan memiliki anggota yang berasal dari unsur partai politik, koperasi bisnis, badan legislatif, militer, birokrasi, dan keagamaan yang bertujuan untuk kepentingan pelobian terhadap pemerintah. Misalnya fraksi-fraksi dalam lembaga legislatif, personal perwira militer, departemen, dan ideologis partai. D. Kelompok Asosiasional Kelompok asosiasional merupakan kelompok yang menyatakan kepentingan searah khusus, memakai tenaga professional, dan memiliki prosedur yang teratur untuk merumuskan kepentingan dan tuntutan masyarakat, kelompok asosiasional yang dimaksud mencakup serikat buruh, kamar dagang atau perkumpulan usahawan, paguyuban etnik, dan kelompok keagamaan. PENTINGNYASOSIALISASI POLITIK DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA POLITIK PENDAHULUAN Kehidupan manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem politik suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa akan berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan hidupnya. Uploaded byNovianto 100% found this document useful 1 vote3K views9 pagesOriginal TitlePENTINGNYA SOSIALISASI POLITIK DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 1 vote3K views9 pagesPentingnya Sosialisasi Politik Dalam Pengembangan Budaya PolitikOriginal TitlePENTINGNYA SOSIALISASI POLITIK DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA byNovianto Full description

PentingnyaSosilisasi Pengembangan Budaya Politik Budaya politik di dalam masyarakat seharusnya mengalami perkembangan kea rah yang lebih baik.Untuk itu, dibutuhkan sebuah strategi di dalam masyarakat agar budaya politiknya dapat berjalan k earah yang lebih baik.

Pentingnya Sosialisasi dalam pengembangan budaya politik bagi masyarakat adalah suatu keharusanuntuk mengetahui kinerja pemerintah. Karena dalam dunia pemerintahanbegitupun dengan kehidupan bermasyarakatselalu dihadapi dengan politik. Sosialisasi merupakan salah satu proses pembentukan sikap politik masyarakat dalam kehidupan politik. Proses sosialisasi berlangsung selama hidup melalu pendidikan non formal, formal dan tidak sengaja. Bisa juga melalui pengalaman keseharian dalam kehidupan masyarakat dan keluarga. Secara umum pengertian umum sosialisasi politik merupakansuatu proses seseorang atau masyarakat dalam memahami arti politik atau sistem politik di negaranya. Dengan adanya sosialisasi masyarakat tidak hanya belajar pengetahuan saja, tapi ada juga pengembangan dalam dunia politik. Sosialisasi juga bisa dikatakan sebagai cara untuk belajar politik dalam dunia kehidupan masyarakat. Definisi Sosialisasi Politik Menurut Ahlia. Ramlan Surbakti 1992b. Gabriel Almond 2000c. Richard E. Dawson 1992d. Kenneth P. Langton 1969Aspek Penting Sosialisasi PolitikTipe-Tipe Sosialisasi Politika. Sosialisasi politik tidak langsungb. Sosialisasi Politik LangsungSarana Sosialisasi Politika. Keluargab. Kelompok pergaulanc. Sekolah Menurutsarjana terkemuka terdapat berbagai Pengertian Sosialisasi Politik Menurut Ahli. Diantaranya yaitu sebagai berikut a. Ramlan Surbakti 1992 Sosialisasi politik yaitu suatu proses yang di lalui oleh masyarakat untuk membentuk sikap dan orintasi politik. b. Gabriel Almond 2000 Sosialisasi politik menjadi sarana masyarakat dalam melanjutkan keyakinan politik dan patokan politik pada generasi setelahnya. Dengan demikian sosialisasi politik ini menjadi suatu proses dalam membentuk sikap politik. c. Richard E. Dawson 1992 Sosialisasi politik sebagai wujud pewarisan yang bisa berupa pandangan, nilai-nilai, pengetahuan dari guru, orang tua dan sarana sosialisasi. Untuk bisa melanjutkan sistem politik dari satu generasi ke generasi selanjutnya butuh sosialisasi politik. d. Kenneth P. Langton 1969 Sosialisasi politikmerupakansuatu wadah atau cara untuk meneruskan politik kegenerasi selanjutnya. Dari berbagai pengertian menurut ahli, dapat di simpulkan bahwa sosialisasi politik yaitu suatu sarana atau wadah atau cara untuk menyampaikan politik ke generasi selanjutnya. Dengan adanya sosialisasi politik di masyarakat, secara otomatis masyarakat dapat bekerjasama dengan pemerintahan untuk membentuk negara yang maju dan makmur. Pemerintahan akan berjalan maju jika masyarkatnya juga mau ikut memajukan. Aspek Penting Sosialisasi Politik Dalam sosialisasi politik terdapat aspek-aspeknya. Berikut ini beberapa Aspek Penting Sosialiasasi Politik. Sosialisasi politik merupakan kondisi sebelum adanya aktivitas politik. Dengan adanya sosialisasi ini menjadikan politik lebih ramah dan terstruktur serat meminimalisirkan kesalahpahaman. Sosialisasi politik merupakan suatu proses untuk belajar politik melalui pegalaman. Sosialisasi politik dapat memberikan hasil dari proses pembelajaran. Adapun hasilnya bisa berupa motif, sikap, informasi, nilai-nilai dan pengetahuan yang berkaitan dengan kelompok. Sosialisasi politik ini berlangsung selama hidup, dan tidak terpaut usia remaja ataupun dewasa. Sosialisasi politik menurut Ramlan Surbakti terbagi menjadi dua yaitu pendidikan indoktrinasi politik dan pendidikan politik. Induktrional politik bisa dikatakan sebagai proses sosialisasi sepihak. Hal ini dikarenakan penguasa bisa memanipulasi masyarkat untuk dapat menerima simbol, nilai dan norma yang dianggap baik oleh penguasa. Pedidikan politik yaitu proses sosialisasi yang di laksankan melalui kegiatan diskusi, latihan kursus, keikutsertaan dalam berbagai perkumpulan dan latihan kepemimpinan. Dengan demikian Pentingnya Sosialisasi Dalam Pengembangan Budaya Politik harus di ketahui oleh masyarakat. Selain itu hal ini juga berguna untuk generasi selanjutnya. Tipe-Tipe Sosialisasi Politik Tipe sosialisasi politik yaitu cara politik berlangsung. Adapun Tipe-Tipe Sosialisasi Politik yaitu sebagai berikut a. Sosialisasi politik tidak langsung Sosialisasi tipe ini awalnya bukan berorientasi pada politik namun pada akhirnya terpengaruhi oleh politik. Sosialisasi politik ini dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut Generalisasi Nilai-nilai dna kepercayaanya yang sebenarnya tidak terkait dengan politik namun dapat terpengaruh dalam politik. Secara tidak langsug menjalankan politik namun belum tersadari. Magang Salah satu kegiatan yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan politik karena magang adalah sarana belajar. Namun, sarana tersebut juga bisa mempengaruhi orang ketika berpolitik dalam kehidupannya. Pengalihan hubungan antarindividu Berbagai hubungan antarindividu yang awalnya tidak ada kaitannya dengan politik menjadi suatu hal yang berhubungan politik. Hal ini dikarenakan antar individu ini sudah terjun dalam kehidupan politik. Misalnya saja hubungan anak dan orang tua itu akan berpengaruh ketika anak berhubungan dengan pihak selain keluarga. b. Sosialisasi Politik Langsung Sosialisasi politik langsung berbeda dengan sosisalisasi politik tidak langsung karena langsung mengarah pada objeknya yaitu politik. Dalam sosialisasi politik langsung hanya terdapat satu tahap dan terfokus pada politik. Adapun cara dari sosialisasi politik langsung yaitu Pendidikan politik Salah stau cara sosialisai poitik yang dilakukan dengan sengaja dan sadar pada anak untuk lebih mengenal pengetahuan tentang politik. Hal ini dapat dilakukan dengan ikut serta dalam diskusi politik. Pendidikan di sekolah dan berbagai kegiatan partai politik. Adanya pendidikan ini memang direncanakan untuk menanamkan orientasi politik. Pengalaman politik Sosilaisasi yang didapatkan dari belajar politik secara langsung atau ikut terjun dalam kegiatan poitik. Jadi bukan pendidikan formal seperti sekolah, tapi berasal dari pengalaman baik formal ataupun informal. Contohnya saja ikut serta dalam kegiatan politik. Sosialisasi antisipatori Sosialisasi yang berupa mencontoh tokoh politik yang di kagumi. Hal ini bisa berupa sikap atau cara berfikir dari tokoh tersebut. Misalnya anak mengagumi cara berfikir dan bertindak seorang menteri keagamaan, maka ia akan menirukan bagaimana cara befikir seperti tokoh tersebut. Peniruan perilaku Proses sosialisasi politik yang dilakukan dengan cara menirukan perilaku orang lain. Bisa jadi orang yang ditiru dari pihak keluarga ataupun tetangga. Misalnya saja seorang ayah mendukung salah satu calon Bupati dikota tersebut, anaknya juga ikut mendukung calon Bupati tersebut. Sarana Sosialisasi Politik Untuk mencapai tujuan dari berbagai kegiatan, sikap atau perilaku tentunya membutuhkan sarana. Begitu juga dengan sosialisasi politik perlu adanya Sarana Sosialisasi Politik. Menurut Gabriel A. Almond 2000 sosialisasi politik ini dapat membentuk kebudayaan politik pada bangsa tersebut. Sosialisasi politik juga sebagai wujud untuk melestarikan budaya politik dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk itu dalam mewujudkan tujuan tersebut perlu adanya sarana. Berikut ini beberapa sarana sosialisasi politik. a. Keluarga Tempat strategis untuk membentuk sikap sosial dan kepribadian anak yang paling utama adaah keluarga. Pengalaman politik dari keluarga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam dunia politik. Berbagai pengalaman tersebut dapat memberikan interaksi politik bagi anak. Terdapat alasan kenapa keluarga menjadi peran penting dalam sosilaisasi. Alasan yang pertama yaitu hubungan paling dekat antar individu adalah keluarga. Selain itu keluarga juga yang paling awal dan sejak dini menanamkan sikap atau kepribadian anak. b. Kelompok pergaulan Selaindalam keluarga, pergaualan anakdalam lingkungan juga dapat mempengaruhi kepribadian anak. Karena disaat anak bergaul di masyarakat akan menirukan sikap seperti teman sepermainannya. Kelompok pergaulan biasanya akan mendorong anak untuk ikut peraturan dan menyesuaikan diri dengan kelompoknya. Bisa jadi anak paham tentang politik berasal dari teman sepermainanya. Karena lingkungan kelompok juga jauh lebih luas dibandingkan dengan lingkungan keluarga. c. Sekolah Sarana pemerintah untuk mengenalkan anak pada dunia politik melalui mata pelajaran dan pembelajaran. Sekolah juga memberikan gambaran konkrit dari lembaga politik dan hubungan politik. Sosialisasi tersebut bisa melalui ekstrakulikuler, upacara bendera, kegiatan intrasekolah dan kegiatan lainnya. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya sosialisasi dalam pengembangan budaya politik adalah keharusan. Hal ini berkaitan dengan kewaijiban dan juga hak menjadi masyarakat yang berbagsa dan betanah air. Dengan adanya sosialisasi politik ini setidaknya akan memberikan gambaran sedikit tentang politik sebelum anak terjun ke lapangan langsung. Untuk berhasil dalam memahami dunia politik setidaknya terdapat pengalaman politik terlebih dahulu. Originally posted 2018-09-06 162457. pentingnyasosialisasi politik sosialisasi secara fundamental merupakan proses hasil belajar, belajar dari pengalaman/ pola-pola aksi. memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu dan kelompok dalam batas-batas yang luas, dan lebih khusus lagi, berkenaan pengetahuan atau informasi, motif-motif (nilai- nilai) dan sikap-sikap. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Lewat sosialisasi, kebudayaan dapat diwariskan secara turun temurun. Apa yang menjadi dasar sosialisasi harus dipelajari? Karena, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain, dapat dikatan bahwa manusia tidak mempunyai naluri tinggi sehingga sebagian besar perilaku yang dilakukan dalam keberlangsungan hidupnya sehari-hari harus dipelajari, dan karena ketiadaan naluri tersebut, manusia harus belajar mengendalikan hubungannya dengan sesamanya, yaitu dengan hidup menurut nilai-nilai dan peranan bersamaDalam pengertiannya, sosialisasi politik adalah proses manusia dapat memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap terhadap sistem politik di dalam lingkungan masyarakatnya. Peristiwa ini tidak menjamin bahwa masyarakat mengesahkan sistem politiknya, sekalipun hal ini mungkin bisa terjadi. Secara luas dikatakan sosialisasi politik merupakan transmisi dari budaya politik kepada generasi yang baru di suatu masyarakat tertentu Almond and Verba, 1963.Hasil riset David Easton dan Robert Hess mengemukakan bahwa di Amerika Serikat, belajar politik dimulai pada usia tiga tahun dan menjadi mantap pada usia tujuh tahun. Manifestasi ini diikuti oleh simbol-simbol otoritas umum, seperti agen polisi, presiden, dan bendera nasional. Pada usia Sembilan dan sepuluh tahun timbul kesadaran akan konsep yang lebih abstrak, seperti pemberian suara, demokrasi, kebebasan sipil, dan peranan warga negara dalam sistem politik. Ada dua hal yang harus diperhatikan mengenai proses sosialisasi politik, yaitu Pertama; Sosialisasi itu berjalan terus menerus selama hidup seseorang. Sikap-sikap yang terbentuk selama masa kanak-kanak selalu disesuaikan atau diperkuat, sementara ia menjalani berbagai pengalaman sosial. Pengaruh keluarga selama masa kanak-kanak, misalnya akan menciptakan gambaran yang baik mengenai suatu partai politik tertentu dalam pemikiran seseorang. Kedua; Sosialisasi politik dapat berujud tranmisi dan pengajaran yang langsung maupun tidak langsung. Sosialisaasi yang besifat langsung kalau melibatkan komunikasi informasi, nilai-nilai atau perasaan-perasaan mengenai politik secara eksplisit, mata pelajaran pendidikan kewarganeagaraan di sekolah. Melaksanakannya sosialisasi politik dalam mewujudkan budaya politik bisa dilakukan dengan cara aktif dalam kegiatan pemilu, berperan dalam diskusi politik, mendukung program pemerintah yang sedang berkuasa, berperan dalam kegiatan pembangunan, dan lain-lain. Lihat Hukum Selengkapnya
\n pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik
KLey1.
  • rfe9t41tl0.pages.dev/494
  • rfe9t41tl0.pages.dev/530
  • rfe9t41tl0.pages.dev/384
  • rfe9t41tl0.pages.dev/371
  • rfe9t41tl0.pages.dev/78
  • rfe9t41tl0.pages.dev/546
  • rfe9t41tl0.pages.dev/229
  • rfe9t41tl0.pages.dev/263
  • pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik